LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN
LABORATORIUM
EKOLOGI MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Teknologi Budidaya Tanaman ,serta telah diketahui serta disahkan oleh Dosen dan Co-assisten Pengelolaan Tanah: Desember 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Teknologi Budidaya Tanaman. Adapun maksud dan tujuan penyusunan Laporan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman.
Laporan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta.
2. Tim dosen Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman
3. Seluruh Co–assisten Pengelolaan Tanah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam praktikum.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, Desember 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
I.PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
II.TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 2
a. Persiapan Lahan..................................................................................
b. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih.....................................
c. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
1. Jagung ..........................................................................................
2. Kacang tanah.................................................................................
3. Kacang tunggak..........................................................................
III. METODE PRAKTIKUM............................................................................
a. Waktu dan Tempat Praktikum..............................................................
b. Alat dan Bahan.....................................................................................
c. Cara Kerja ...........................................................................................
1. Persiapan Lahan..............................................................................
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan benih..................................
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen..............................................
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................
a. Persiapan Lahan ..................................................................................
b. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih.......................................
c. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen...................................................
1. Jagung...........................................................................................
2. Kacang tanah................................................................................
3. Kacang tunggak.............................................................................
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................
VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data CH (dalam mm) Pengamatan Jatikuwung Tahun 1999-2008 22
Tabel 2.2 Erosivitas Hujan Per Bulan.................................................................... 23
Tabel 2.3 Pengamatan Kadar Lengas..................................................................... 25
Tabel 2.4 Pengamatan Permeabilitas Tanah........................................................... 27
Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Bahan Organik Tanah................................................ 29
Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Tekstur Tanah........................................................... 30
Tabel 2.7 Hasil Pengamatan Erodibilitas Tanah..................................................... 33
Tabel 3.1 Pengukuran Laju Infiltrasi...................................................................... 49
Tabel 4.1 Fluktuasi pH Tanah................................................................................ 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Foto Erosi Alur..................................................................................... 4
Gambar 1.2 Foto Erosi Parit..................................................................................... 5
Gambar 1.3 Foto Longsor........................................................................................ 5
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Laju Infiltrasi dengan Waktu Penyusutan.............. 53
Gambar 4.1 Grafik Fluktuasi pH........................................................................... 61
I.PENDAHULUAN
Kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung sangat tergantung pada kehidupan tanaman. Pengaruh langsung tanaman pada manusia antara lain tanaman sebagai sumber pangan, bahan bakar, bahan bangunan, dan berbagai macam bahan menyah industri. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka manusia berupaya untuk mengembangkan tanaman dengan cara bercocok tanam . Dalam rangka mensukseskan bercocok tanam maka perlu dibekali dengan ilmu yang mendukung cara-cara bercocok tanam yang baik dengan benar. Agronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan lapang produksi meliputi pengolahan tanah, pemilihat bibit, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan sehingga dapat menghasilkan produksi maksimum. Produksi maksimum yang dimaksud baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Cara pengelolaan tersebut dilakukan pada berbagai tingkatan, tingkatan cara pengelolaan sejak dari yang sederhana misalnya pemanenan hasil tanaman yang sudah ada. Tingkatan yang sudah cukup maju misalnya pembudidayaan secara buster dalam ruamah kaca pada seluruh kehidupan tanaman. Tingkat efisiensi cara pengelolaan tanaman dan lingkungannya sangat dipengaruhi oleh tingkat kebudayaan manusia. Pertanian sebagai salah satu sektor perekonomian adalah penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologi tumbuh-tumbuhan sehingga tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi manusia.Pertanian dapat diibaratkan sebagai industri yang mampu mengkonversikan karbondioksida dari udara air dan unsur unsur hara tanaman dari tanah dengan bantuan energi matahari menjadi bahan organik yang berguna bagi manusia. Bahan tersebut antara lain komponen pangan berupa karbohidrat, protein , lemak, vitamin dan mineral .
Di negara negara yang sedang berkembang kegagalan mencapai taraf hidup yang tinggi, pada umumnya berkaitan dengan sistem produksi dan distribusi tanaman yang tidak efisien.
Kemajuan pertanian di suatu negara cenderung merembes keluar dan mempengaruhi kemajuan negara lain, bahkan sering barang kali berkembang pesat bukan di negara asalnya. Perbaikan teknologi di bidang pertanian mampu meningkatkan produksi hasil pertanian. Perbaikan teknologi pertanian bisa dilakukan dengan cara memperbaiki kulaitas lat-lat pertanian yang sudah ada , penemuan-penemuan baru tentang bibit unggul, dan lain-lain. Dengan adanya perbaikan teknologi dibidang pertanian diharapkan kualitas dan kuantitas tanaman hasil pertanian dapat semakin baik dan dapat mencukupi kebutuhan manusia yang semakin meningkat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Persiapan lahan
Sebelum kita melakukan pengolahan tanah dan penanaman, harus kita ketahui terlebih dahulu luas tanah yang akan ditanami. Petak-petak lahan tanah harus diukur terlebih dahulu. Bentuk petak lahan yang tidak beraturan harus lebih mendapatkan perhatian. Pengukuran luas lahan itu berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan bagi lahan yang hendak ditanami, sebelum penebaran benih. (Aak, 1991)
Pada tanah dengan kemiringan tertentu bedengan harus disesuaikan dengan keadaan teras yang akan ditanami. Penanaman tanaman semusim pada tepi tanggul tetap harus dihindari sebab disamping kurang aman, cara penananman semacam itu dapat mengakibatkan pematang mudah longsor dan mengurangi produksi. (Widianto,2007)
Luas lahan yang akan ditanami perlu dikur dulu, pengukuran luas lahan tidak perlu dengan alat yang mahal, dengan alat yang sederhanapun bisa misalnya dengan tali rafia, patok dan penggaris. Pedoman untuk mengukur lahan adalah bentuk segi empat atau bentuk bujur sangkar. Bidang-bidang yang tidak beraturan pun bisa diukur dengan sudut siku-siku.Pembuatan sudut siku-siku tidak sukar untuk dilakukan. Mula-mula ditancapkan patok pada titik C, kemudian dari titik C ditarik lati ke titik B sepanjang 3 meter. Selanjutnya ditarik garis lagi berturut-turut tali dari titik C ke titik A sepanjang 4 meter. (Hartman, 1981)
Pekerjaan mengolah tanah tidak hanya sekedar mencangkul serta membolak-balikan tanah saja, melainkan juga harus memperhatikan keadaan lahan yang akan ditanami. Jika ternyata tanah tersebut kurang subur dan unsur pH nya rendah, usaha yang harus dilakukan adalah memupuk atau memberi kapur dolomit atau sejenisnya. Dalam pengolahan tanah yang terpenting adalah menjaga agar tanah selalu gembur, lembab, dan tidak terlalu basah, maka perlu dilakukan pengaturan drainage yang sempurna. (Anonim, 2006)
Pengolahan tanah ringan cukup dilakukan dengan membajak dan menggaru satu kali bila dirasa perlu, dan akhirnya dikerjakan dengan brujul. Apabila ada sementara tempat yang tidak dapat dibajak, maka tanah tersebut harus dicangkul. Jika pada saat menggaru masih didapati sisa-sisa tanaman, dengan serta merta sisa-sisa tanaman tersebut dibenamkan ke dalam tanah denhan cangkul. (Sarman, 1970)
B. Pemilihan dan perhitungan benih
Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas merupakan satu faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman, maka sebelum menanam hendaknya memilih benih yang bagus secar fisik. Ciri-ciri fifik benih yang bagus antara lain : (1) biji mengkilap, (2) tidak keriput, (3) tidak cacat, (4) warnanya normal pada umumnya. (Wilkins, 1989) Benih digolongkan menjadi dua yaitu antara lain (1) benih kering yaitu benih yang lazimnya dihasilkan pembiakan tanaman secara generatif yang biasanya dari biji atau dari buah kering yang berkadar air sekitar 7-16%. (2) benih lembab yaitu benih yang mengandung air, yang dihasilkan dari pembiakan vegetatif dan mengandung air sebanyak 70-85%. (Aak, 1990) perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian komplek dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunakan kulit benih (Harisuseno, 1974)
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen
(Hartman, 1968)
Presentase perkecambahan adalah presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Metode perkecambahan dengan pengujian di laboratorium hanya menentukan presentase perkecambahan total. (Sjamsoe’oed, 1974)
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian komplek dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunakan kulit benih (Harisuseno, 1974)
C. Penanaman, pemeliharaan dan panen
1. Jagung
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia terpenting selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan menjadi alternatif sumber pangan. Beberapa penduduk di Indonesia juga menggunakan jagumg sebagai tanaman pangan (Anonim,2001)
Di daerah tropik mempunyai potensi produksi tanaman jagung yang lebih baik bila unsur hara, air, dan tenaga kerja cukup tersedia. Maka meskipun biaya yang dikeluarkan cukup banyak namun usaha penanaman jagung tetap dilaksanakan sebab nilai produksinya cukup tinggi. (Iskandar, 1990)
Salah satu kendala dalam budidaya jagung adalah rendahnya bahan organik dan sifat fisik tanah yang kurang baik. Pemupukan N dan P yang intensif dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik yang memadai dalam jangka panjang akan berakibat timbulnya kendala produksi tongkol jagung. (Kuntyastuti et al, 1989)
Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan benih yang seamkin besar. Apalagi jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan oleh umur varietas jagung, dan populasi tanaman yang optimum. (Aak, 2007)
Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhan jagung tidaklah istimewa. Syarat yang terpenting adalah bahwa keadaan tanah tidak terlalu kurus dan padat. Kondisi yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah yang gembur ini tidak hanya baik bagi tanaman jagung juga mudah dalam pencabutan tanaman jagung pada saat panen. Tanah-tanah yang terlalu masam atau alkalis tidak baik untuk tanaman jagung, sebaiknya jagung ditanam pada pH yang netral.(Suprapto, 1986)
2. Kacang tanah
Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga sempurna, menyerbuk sendiri setelah pembuahan, bunga langsung layu membentuk ginofor dan membentuk polong di dalam tanah. Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan pemasaran buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur 90 hari (Suparman, 2003)
Jenis kacang tanah yang berumur pendek 3-4 bulan, dengan tope pertumbuhan tegak dapat menggunakan jarak tanam 15cm x 30cm, yakni jarak antar larikan 30cm dan jarak antar benih 15cm. Dengan pengaturan jarak tanam semacam ini bisa diperoleh 210.000 tanaman/hektar, sedangkan benih yang diperlukan sebanyak 110 kg polong kering per hektar. (Aak, 2002)
Sebelum dilakukan penanaman kacang tanah perlu dilakukan pengolahan tanah. Setelah tanah diolah dengan cangkul beberapa kali hingga tanah menjadi gembur, tanah kemudian diratakan dengan garu. Selanjutnya pada permukaan tanah yang rata tadi dibuat larikan dengan cangkul. Kedalaman larikan 5 cm. Dengan demikian tanah sudah siap untuk ditanami kacang tanah (Woodroof, 1966)
Penyiangan (rumput dicabut dan dibenamlkan ke dalam tanah) dilakukan setelah tanaman kacang tanah berumur 3-4 minggu. Setelah dicabut, rumpu-rumput itu kemudian dibenamkan kedalam tanah. Rumput-rumput yang dibenamkan akan membusuk dan sangat bermanfaat sebagai pupuk bagi tanaman. Disamping itu pendangiran untuk menggemburkan tanah perlu dilakukan sehingga kondisi tanah tetap subur, selalu terangini serta selalu terkena sinar matahari langsung dan jasad renik yang merugikan akan mati. (Anonim, 2008)
Panen kacang tanah dilakukan apabila 75% polong telah tua. Ciri polong yang telah tua adalah (1) kulit polong agak keras, (2) warna polong kecoklatan, (3) polong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, (4) kulit ari biji tipis tetapi mudah dikelupas, (5) kadar air biji menurun dibawah 25 % (Irwan, 2006)
3. Kacang tunggak
Penanaman benih kacang tunggak dapat dilakukan dengan cara disebar atau ditugal. Tata cara penanaman benih kacang tunggak sistem tugal adalah mula-mula dibuat lubang tanam dengan alat bantu tugal pada jarak 40cm x 20cm, kemudian tiap lubang diisi dengan 1-2 butir biji sambil ditutup dengan tanah. Bersamaan dengan penanaman benih dilakukan pemupukan dasar. Dosis dan jenis pupuk dasar yang digunakan adalah 100 kg TSP + 50 kg KCL per hektar. (Aak, 2003)
Penyulaman dilakukan seawal mungkin, amksimal 15 hari setelah tanam. Meskipun tanaman kacang tunggak tahan terhadap kondisi kering tetapi pada stadium awal dan fase pertumbuhan vegetatif tetap membutuhkan air tanah yang cukup. Apabila tidak turun hujan sebaiknya dilakukan penyiraman minimal 2 kali seminggu. Rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman kacanh tunggak harus disiangi dengan cara dicabut dengan tangan kemudian dibenamkan ke dalam tanah. Selama penanaman dilakukan penyiangan yaitu saat tanaman mulai berumur 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam. (Anonim, 2009)
Untuk meningkatkan kesuburan tanaman kacang tunggak diperlukan pupuk tambahan. Dosis dan jenis pupuk yang diberikan adalah Urea 50 kg/ hektar. Pupuk Urea diberikan dua kali yaitu 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam. Pemupukan dilakukan mula-mula dengan membuat parit-parit dangkal diantara barisan tanaman kacang tunggak, kemudian menyebarkan pupuk secara merata ke dalam parit-parit tersebut dan menutupinya kembali denga tanah yang tipis. (Purseglove, 1981)
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman kacang tunggak antara lain : (1) lalat bibit kacang, (2) ulat tanah, (3) kutu daun, (4) ulat grayak, (5) kutu kebul, (6) ulat penggerek polong. Untuk mengendalikan hama tersebut bisa dilakukan dengan cara penyemprotan pertisida dengan dosis yang disesuaikan dengan luas area tanam. (Dimas, 2009)
Tanaman kacang tunggak yang sudah layak panen memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) tanaman berumur 65-100 hari setelah tanam, tergantung varietas, (2) polong-polongnya telah cukup tua yakni sekitar 15-20 hari setealah bunga mekar ditandai dengan warna kulit polong yang hijau kekuning-kuningan atau kecoklatan, (3) sebagian daun umumnya telah menguning dan gugur. (Suriadika,2001)
III. METODE PRAKTIKUM
a. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Praktikum acara I ( Persiapan lahan) dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2009. Pelaksanaan praktikum ini bertempat di pusat penelitian dan pengembangan lahan kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Surakarta.
2. Praktikum acara II ( Pemilihan dan perhitungan kebutuhan benih) dilaksanakan pada tanggal 2-7 Oktober 2009 di Laboratorium Ekologi Manajemen dan Produksi Tanaman, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Praktikum acara III (Penanaman, pemeliharaan dan pemanenan ) dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober – 18 Desember 2009. Pelaksanaan praktikum ini bertempat di pusat penelitian dan pengembangan lahan kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Surakarta.
b. Alat dan Bahan
Alat :
1) Lahan 6) Tali rafia 11) Petridish
2) Sekop 7) Papan nama 12) Alat penghitung
3) Cangkul 8) Alat tulis
4) Cetok 9) Kaca pembesar
5) Patok 10) Kertas buram
Bahan :
1) Benih tiga komoditas yang akan di uji (jagung, kacang tanah dan kacang tunggak
2) Benih yang akan di tanam (jagung, kacang tanah, kacang tunggak)
3) Pupuk kandang 6 kg
4) Pupuk Urea 135 gram
5) Pupuk KCL 84 gram
6) Pupuk SP36 84 gram
c. Cara Kerja
1. Persiapan Lahan
a.) Mengolah tanah dengan dicangkul sehingga menjadi gembur
b.) Membuat petakan / bedengan dengan tali rafia, lalu diberi papan nama perlakuan tanaman dan nama kelonpok
c.) Menabur pupuk
Untuk tanaman jagung : pupuk kandang 4,8 kg/petak dan pupuk Urea 105 gram/petak. Pupuk SP36 24 gram/petak, KCL 24 gram/petak.
Untuk tanaman kacang tanah dan kacang tunggak : Pupuk kandang 0,6 kg/petak, pupuk SP36 24 gram/petak, pupuk KCL 24 gram/petak.
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih
a.) Memilih benih
Ø Mengambil 25 benih jagung, kacang tanah dan kacang tunggak kemudian menimbangnya. Dicatat pada buku pengamatan
Ø Mengamati benih yang telah ditimbang dengan kaca pembesar. Biji yang baik yaitu mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan warnanya normal.
b.) Menguji daya kecambah
Ø Memilih 10 benih yang telah diamati dari 25 benih yang telah ditimbang.
Ø Menata benih pada lembaran kertas buram yang telah dibasahi pada petridish.
Ø Meletakan petridish pada tempat yang aman
Ø Menghitung benih yang berkecambah setiap hari selama 7 hari. Dicatat pada buku pengamatan
c.) Menghitung berat 1000 biji
Ø Menghitung 100 atau 1000 benih yang akan ditanam, kemudian ditimbang
Ø Mengulangi point a sebanyak 3 kali
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Pemanenan
1. Jagung
a.) Menyiapkan lahan yang akan ditanami berukuran 2 x 3 m
b.) Memberi pupuk kandang sebanyak 4,8 kg/petak sebelum tanam
c.) Membuat lubang tanam tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm (30 tanaman / petak)
d.) Menanam benih jagung 2 butir dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan tanah
e.) Menyiram sampai lembab
f.) Memilih satu tanaman terbaik setelah umur 1 minggu (menyulam)
g.) Melakukan pengamatan dan meliputi :
Ø Tinggi tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Tinggi diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun teratas
Ø Mengamati saat munculnya bunga pertama kalinya.
h.) Melakukan pemeliharaan
Ø Penyiraman dilakukan setiap sore hari, setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan kering
Ø Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cangkul atau cetok untuk membersihkan gulma
Ø Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan
i.) Memberi pupuk Urea susulan ½ dosis diberikan pada umur 5 minggu setelah tanam.
j.) Memberi pupuk daun 21 hari setelah tanam
k.) Memanen
Ø Mencabut seluruh tubuh tanaman
Ø Menimbang berat tongkol dengan dan tanpa kelobot, berat kering tanaman
2. Kacang tanah
a) Menyiapkan lahan yang akan ditanami berukuran 2 x 3 m
b) Memberi pupuk kandang sebanyak 0,6 kg/petak sebelum tanam
c) Membuat lubang tanam tugal sedalam 3 cm dengan jarak tanam J4: 25 cm x 30 cm (80 tanaman / petak)
d) Menanam benih kacang tanah 2 butir dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan tanah
e) Menyiram sampai lembab
f) Memilih satu tanaman terbaik setelah umur 1 minggu (menyulam)
g) Melakukan pengamatan dan meliputi :
Ø Tinggi tanaman diukur tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Tinggi diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun teratas
Ø Mengamati saat munculnya bunga pertama kalinya.
h) Melakukan pemeliharaan
Ø Penyiraman dilakukan setiap sore hari, setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan kering
Ø Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cangkul atau cetok untuk membersihkan gulma
Ø Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan
i) Memanen
Ø Mencabut seluruh tubuh tanaman
Ø Menimbang berat polong isi, berat polong hampa, berat kering tanaman yang telah di oven
3. Kacang tunggak
a) Menyiapkan lahan yang akan ditanami berukuran 2 x 3 m
b) Memberi pupuk kandang sebanyak 0,6 kg/petak sebelum tanam
c) Membuat lubang tanam tugal sedalamcm dengan jarak tanam 25 cm x 30 cm (80 tanaman / petak)
d) Menanam benih kacang tunggak 2 butir dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan tanah
e) Menyiram sampai lembab
f) Memilih satu tanaman terbaik setelah umur 1 minggu (menyulam)
g) Melakukan pengamatan dan meliputi :
Ø Jumlah cabang dihitung tiap minggu mulai umur 1 MST sampai panen. Cabang diukur dari ketiak daun
Ø Mengamati saat munculnya bunga pertama kalinya.
h) Melakukan pemeliharaan
Ø Penyiraman dilakukan setiap sore hari, setelah 1 minggu bila tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan kering
Ø Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cangkul atau cetok untuk membersihkan gulma
Ø Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik bila diperlukan
i) Memangkas tanaman pada umur 21 hari setelah tanam
j) Memanen
Ø Mencabut seluruh tubuh tanaman
Ø Menimbang berat polong isi, berat polong hampa, berat kering tanaman yang telah di oven
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Persiapan Lahan
Pada saat praktikum persiapan lahan dilakukan pengolahan tanah dengan di cangkul agar tanahnya menjadi gembur. Tanah di daerah tersebut mudah diolah karena tekstur tanahnya mengandung sedikit liat dan didominasi oleh debu dan pasir. Setelah pengolahan tanah kemudian dibuat bedengan dan ditaburi pupuk kandang, setelah itu baru dibuat lubang sesuai perlakuan. Setiap lubang diisi 2 benih, maksudnya adalah agar apabila benih yang satu tidak tumbuh masih ada benih satu lagi. Selanjutnya di taburi pupuk Urea, KCL dan Sp36, kemudian disiram sampai tanah benar-benar lembab.Tanah di Jumantono ini cepat kering karena tidak ada naungan dan tekstur tanahnya memiliki pori makro yang cukup besar dan banyak, sehingga setiap kali penyiraman harus sampai lembab.Pengamatan pada minggu pertama terlihat ada beberapa gulma yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya, hal ini disebabkan karena gulma dan tanaman budidaya saling bersaing dalam memperoleh unsur hara dan air. Cara yang biasa dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah dengan mencabut gulma sampai ke akar lalu dipemdamkan ke dalam tanah. Jika gulma dicabut tidak sampai akar, maka dalam beberapa hari saja sudah tumbuh tunas baru. Sebenarnya ada cara lain agar gulma tidak bisa tumbuh lagi yaitu dengan penyemprotan herbisida namun cara ini mengeluarkan banyak biaya dan zat kimianya bisa merusak tanah. Pengamatan minggu ke tiga terlihat ada beberapa hama yang menyerang tanaman yang dibudidayakan seperti hama ulat penggerek yang menyerang tanaman jagung sehingga daun beberapa tanaman jagung berlubang-lubang dan rusak . Pada Kacang tanah belum terlihat ada hama yang menyerang, namun ada beberapa kacang tanah yang terlihat layu. Hama kutu putih terlihat menempel hampir di seluruh daun pada kacang tunggak . Cara yang dilakukan untuk mengendalaikan hama-hama tersebut adalah dengan cara mekanis yaitu dengan mengembil atau membunuh hama dengan tangan atau dengan alat kemudian dibenamkan di dalam tanah. ` Ternyata pada minggu-minggu berikutnya masih juga terdapat gulma dan hama walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada minggu sebelumnya namun jenis hamanya justru bertambah dibandingkan minggu sebelumnya. Dengan adanya kejadian ini maka pengendalian hama dan gulma rutin dilakukan setipa kali penyiraman dan pengamatan.
Hama yang sulit untuk dikendalikan adalah kepik, dan kutu putih.
b. Pemilihan dan perhitungan kebutuhan benih
1.) Perhitungan Daya Kecambah (DK)
Tabel 4.1 Pengamatan Biji Yang Berkecambah Hari Ke 7
Komoditas benih | Yang berkecambah |
Jagung | 10 |
Kacang tanah | 9 |
Kacang Tunggak Total | 6 25 |
Sumber : Buku Pengamatan
Keteranagan : Jumlah biji yang dikecambahkan 10 biji
DK =
1.) Jagung
DK =
=
= 100 %
2.) Kacang tanah
DK =
=
= 90 %
3.) Kacang Tunggak
DK =
=
= 60 %
Dari hasil pengamatan daya kecambah dapat diketahui bahwa daya kecambah pada tanaman jagung ternyata lebih besar dibandingkan daya kecambah kacang tanah dan kacang tunggak. Daya kecambah 100 % artinya bahwa semua biji yang dikecambahkan, semuanya berkecambah, sedangkan daya kecambah 90 % artinya bahwa dari 10 biji yang berkecambah hanya 9 biji yang memiliki potensi untuk berkecambah. Daya berkecambah 60 % artinya bahwa dari 10 biji yang berkecambah hanya 6 saja yang mampu berkecambah.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi daya kecambah selama praktikum berlangsung antara lain sebagai berikut : (1) kelembaban media dalam petridish, (2) besar kecilnya benih. Media yang terlalu lembab bisa membuat benih menjadi busuk sehingga mempengaruhi perkecambahan, sedangkan media yang kering akan menghambat proses imbibisi sehingga menghambat perkecambahan.
2.) Perhitungan Kecepatan Kecambah (KK)
Tabel 4.1 Pengamatan Biji Yang Berkecambah Hari Ke 4
Komoditas benih | Yang berkecambah |
Jagung | 10 |
Kacang tanah | 8 |
Kacang Tunggak Total | 5 23 |
Sumber : Buku Pengamatan
Keteranagan : Jumlah biji yang dikecambahkan 10 biji
DK =
1.) Jagung
KK =
=
= 100 %
2.) Kacang tanah
KK =
=
= 80 %
3.) Kacang tunggak
KK =
=
= 50 %
3.) Perhitungan Kebutuhan Benih Per petak
a. Jagunga
= DK x Jumlah lubang tanam
= 100 % x 30
= 30 biji / petak
b. Kacang tanah
= DK x Jumlah lubang tanam
= 90 % x 80
= 72 biji / petak
c. Kacang tunggak
= DK x Jumlah lubang tanam
= 60 % x 80
= 48 biji / petak
c. Penanaman, pemeliharaan dan panen
1. Jagung
Grafik Tinggi Tanaman Jagung Tiap Minggu
Berdasarkan grafik rata-rata tinggi tanaman jagung setiap minggua diatas dapat diketahui bahwa setiap minggu rata-rata tinggi tanaman jagung selalu naik, dimualai dari minggu pertama hingga minggu ke sebelas. Minggu pertama rata-rata tinggi tanaman jagung sebesar 10,56 cm, minggu kedua tinggi rata-rata tanaman jagung adalah 26,83 cm, minggu ketiga tinggi rata-rata tanaman jagung adalah 41,08 cm, minggu keempat tinggi rata-rata tanaman jagung adalah sebesar 66,11 cm, dan seterusnya sampai minggu ke sebelas yang paling tinggi yaitu sebesar 202,83 cm. Kenaikan tinggi rata-rata tanaman jagung tiap minggunya sebesar + 10-30 cm, namun kenaikan tinggi rata-rata terbesar terjadi pada minggu ke 8 menuju minggu ke 9 yaitu sebesar 51,08 cm. Kenaikan tinggi yang drastis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketesediaan unsur hara yang cukup. Tanah yang digunakan sebagai lahan praktikum mengandung unsur hara yang cukup dan pada saat persiapan lahan sebelum tanam juga telah diberi pupuk, sehingga kecukupan unsur hara tercukupi. Unsur hara digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis, jika unsur hara tercukupi maka proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik, sehingga pertumbuhan tanaman juga dapat tumbuh dengan optimal.
Tabel 1.2 Anova Saat Berbunga Tanaman Jagung
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 2,2083 | 0,4417 | 0,57 | 0,722 |
Perlakuan | 3 | 10,1250 | 3,3750 | 4,35 | 0,021 |
Gagal Total | 15 23 | 11,6250 23,9583 | 0,7750
|
|
|
S : Signifikan
Berdasarkan tabel Anova di atas dapat diketahui bahwa P hitung saat muncul bunga adalah 0,021. Nilai P hitung kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa pupuk daun memiliki pengaruh yang nyata terhadap munculnya bunga jantan dan betina pada tanaman jagung. Hal ini dapat terjadi karena pada saat penyemprotan pupuk daun stomatanya dalam keadaan membuka, sehingga dapat masuk ke dalam stomata dan pemberian pupuk daun dilakukan pada minggu ke 3 atau 21 hari setelah tanam. Pada minggu ke 3 setelah tanam adalah saat dimana tanaman jagung mulai memasuki fase pertumbuhan secara generatif, sehingga pengaruh pemberian pupuk daun dapat mempengaruhi prose pembungaan pada tanaman jagung.
Tabel 1.2 Anova Berat Kering Tanaman Jagung terhadap Pemupukan
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 234697 | 46939 | 0,36 | 0,870 |
Perlakuan | 3 | 244542 | 81514 | 0,62 | 0,612 |
Gagal Total | 15 23 | 14770353 2449592 | 131357
|
|
|
NS : Non Signifikan
Berdasarkan tabel Anova tentang pengaruh pupuk daun terhadap berat kering tanaman jagung dapat diketahui bahwa nilai P hitung sebesar 0.612 ternyata lebih besar dari 0,05, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat tidak signifikan (tidak berbeda nyata). Artinya adalah bahwa pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi besarnya berat kering tanaman jagung yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah perawatan tanaman jagung yang kurang memadai sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung sendiri seperti penyiraman dan pengendalian gulma dan hama. Kebutuhan air yang kurang dapat berpengaruh terhadap proses fotosintesis, sehingga berpengaruh juga terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Pertumbuhan tanaman jagung terhambat maka berat kering tanaman jagung yang dihasilkan tidak maksimal. Sedangkan gulma dan hama yang tidak terkendali dapat membuat tanaman jagung menjadi kerdil, hal ini karena gulma mengambil unsur hara yang berada dalam petak tanaman jagung, dan hama tanaman jagung dapat membuat tanaman jagung menjadi rusak.
Tabel 1.2 Anova Berat Tongkol Dengan Klobot Tanaman Jagung Terhadap
Pemupukan
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 726730 | 145346 | 0,77 | 0,587 |
Perlakuan | 3 | 200269 | 66756 | 0,35 | 0,788 |
Gagal Total | 15 23 | 2840186 3767185 | 189346
|
|
|
NS : Non Signifikan
Pertumbuhan tanaman jagung yang baik akan menghasilkan berat tongkol yang besar dan bermutu, berbiji besar dan padat. Salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman jagung baik secara vegetatif maupun secara generatif adalah pemberian pupuk. Tanaman jagung yang diberi pupuk yang tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu dapat menghasilkan tongkol yang besar.
Berdasarkan tabel Anova di atas tentang pengaruh pemupukan terhadap berat kering tanaman jagung dapat diketahui nilai P hitung sebesar 0,788 ternyata lebih besar dari 0,05, sehingga didapatkan hasil yang non signifikan ( tidak berbeda nyata). Hal tersebut berarti bahwa perlakuan pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi terhadap berat tongkol dengan klobot pada tanaman jagung. Keadaan yang semacam ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah kurangnya perawatan yang memadai selama penanaman sampai panen, seperti penyiraman yang tidak teratur dan tidak sampai lembab, sehingga tanah cepat kering kembali. Kurangnya kandungan air dalam tanah berpengaruh terhadap proses fisiologis dalam tanaman, dan hal tersebut berpengaruh juga terhadap pertumbuhan tanaman, hal ini karena air memegang peranan penting terhadap proses fotosintesis tanaman jagung.
Tabel 1.2 Anova Berat Tongkol Tanpa Klobot Tanaman Jagung Terhadap
Pemupukan
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 294967 | 58993 | 0,86 | 0,532 |
Perlakuan | 3 | 69745 | 23248 | 0,34 | 0,799 |
Gagal Total | 15 23 | 1033805 1398517 | 69820
|
|
|
NS : Non Signifikan
Pertumbuhan tanaman jagung secara generatif mempengaruhi dalam pembentukan tongkol pada tanaman jagung. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman jagung secara generatif adalah dengan pemberian pupuk. Pupuk daun baik untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman jagung selama proses pertumbuhan generatif tanaman jagung, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tongkol tanaman jagung.
Berdasarkan tabel anova di atas dapat diketahui bahwa nilai P hitung berat tongkol jagung tanpa klobot sebesar 0,799 yang lebih besar dari 0,05, sehingga didapatkan hasil yang non signifikan (tidak berbeda nyata ). Hal tersebut berarti pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi berat tongkol tanpa klobot.
HISTOGRAM DURUNG ISO
2. Kacang Tanah
Grafik Tinggi Tanaman Kacang Tanah Tiap Minggu
Sumber : Buku Pengamatan
Berdasarkan grafik rata-rata tinggi tanaman jagung setiap minggua diatas dapat diketahui bahwa setiap minggu rata-rata tinggi tanaman jagung selalu naik, dimualai dari minggu pertama hingga minggu ke sebelas. Minggu pertama rata-rata tinggi tanaman jagung sebesar 10,56 cm, minggu kedua tinggi rata-rata tanaman jagung adalah 26,83 cm, minggu ketiga tinggi rata-rata tanaman jagung adalah 41,08 cm, minggu keempat tinggi rata-rata tanaman jagung adalah sebesar 66,11 cm, dan seterusnya sampai minggu ke sebelas yang paling tinggi yaitu sebesar 202,83 cm.Kenaikan tinggi rata-rata tanaman jagung tiap minggunya sebesar + 10-30 cm, namun kenaikan tinggi rata-rata terbesar terjadi pada minggu ke 8 menuju minggu ke 9 yaitu sebesar 51,08 cm. Kenaikan tinggi yang drastis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketesediaan unsur hara yang cukup. Tanah yang digunakan sebagai lahan praktikum mengandung unsur hara yang cukup dan pada saat persiapan lahan sebelum tanam juga telah diberi pupuk, sehingga kecukupan unsur hara tercukupi. Unsur hara digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis, jika unsur hara tercukupi maka proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik, sehingga pertumbuhan tanaman juga dapat tumbuh dengan optimal.
Tabel 1.2 Anova Saat Berbunga Tanaman Kacang Tanah
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 1,208 | 0,242 | 0,18 | 0,968 |
Perlakuan | 3 | 3,125 | 1,042 | 0,76 | 0,535 |
Gagal Total | 15 23 | 20,625 24,958 | 1,375
|
|
|
NS : Non Signifikan
Berdasarkan tabel Anova di atas dapat diketahui bahwa P hitung saat muncul bunga adalah 0,535. Nilai P hitung lebih dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa jarak tanam tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap munculnya bunga pada tanaman kacang tanah. Hal ini dapat terjadi karena pengaturan jarak tanam tidak teratur .......................................................
Tabel 1.2 Anova Berat Brangkasan Kering Tanaman Kacang Tanah
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 83722 | 16744 | 0,71 | 0,628 |
Perlakuan | 3 | 127089 | 42363 | 1,79 | 0,193 |
Gagal Total | 15 23 | 355658 566469 | 23711
|
|
|
NS : Non Signifikan
Berdasarkan tabel Anova tentang pengaruh jarak tanam terhadap berat brangkasan kering tanaman kacang tanah dapat diketahui bahwa nilai P hitung sebesar 0.193 ternyata lebih besar dari 0,05, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat tidak signifikan (tidak berbeda nyata). Artinya adalah bahwa pengaturan jarak tanam tidak mempengaruhi besarnya berat brangkasan kering tanaman kacang tanah yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah perawatan tanaman kacang tanah yang kurang memadai sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang tanah sendiri seperti penyiraman dan pengendalian gulma dan hama. Kebutuhan air yang kurang dapat berpengaruh terhadap proses fotosintesis, sehingga berpengaruh juga terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Pertumbuhan tanaman kacang tanah terhambat maka berat kering tanaman kacang tanah yang dihasilkan tidak maksimal. Sedangkan gulma dan hama yang tidak terkendali dapat membuat tanaman kacang tanah menjadi kerdil, hal ini karena gulma mengambil unsur hara yang berada dalam petak tanaman kacang tanah, dan hama tanaman kacang tanah dapat membuat tanaman kacang tanah menjadi rusak.
Tabel 1.2 Anova Berat Polong Isi Tanaman Kacang Tanah Terhadap Jarak
Tanam
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 2511,7 | 502,3 | 2,09 | 0,123 |
Perlakuan | 3 | 1521,5 | 507,2 | 2,11 | 0,142 |
Gagal Total | 15 23 | 3601,8 7635,0 | 240,1
|
|
|
NS : Non Signifikan
Pertumbuhan tanaman kacang tanah yang baik akan menghasilkan bpolong isi yang besar dan bermutu, berbiji besar dan padat.Jarak tanam berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jarak tanam yang sempit akan membuat tanaman semakin tinggi, tetapi jika jaraknya semakin sempit maka hanya tanamannya saja yang tinggi tetapi hasilnya tidak maksimal. Sebaliknya jika jarak tanamnya lebar maka tidak kompetisi memperebutkan unsur –unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga hasilnya akan semakin banyak dan besar. Tanaman kacang tanah yang ditanam dengan jarak tanam yang teratur yaitu yang sesuai untuk budidaya kacang tanah maka akan menghasilkan polong isi yang banyak.
Berdasarkan tabel Anova di atas tentang berat polong isi kacang tanah dengan jarak tanam dapat diketahui bahwa nilai P hitung sebesar 0,142 ternyata lebih besar dari 0,05, sehingga didapatkan hasil yang non signifikan ( tidak berbeda nyata).hal ini karena.........................................
Tabel 1.2 Anova Berat Polong Hampa Kacang Tanah Terhadap Jarak
Tanam
Sumber Keragaman | dB | JK | KT | F hitung | P |
Ulangan | 5 | 369,21 | 73,84 | 3,02 | 0,044 |
Perlakuan | 3 | 10,44 | 3,49 | 0,14 | 0,933 |
Gagal Total | 15 23 | 366,29 745,96 | 24,42
|
|
|
NS : Non Signifikan
Pertumbuhan tanaman kacang tanah secara generatif mempengaruhi dalam pembentukan polong. Fase pertumbuhan secara generatif bertujuan untuk pembentukan bunga dan biji. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman kacang tanah secara generatif adalah dengan pengaturan jarak tanam yang teratur dan agak renggang. Jarak tanam yang terlalu rapat akan menggangu tanaman kacang tanah dalam pertumbuhan karena adanya persaingan dalam memperebutkan unsur hara, serta daunnya bisa saling menaungi akibatnya sinar matahri tidak dapat diserap oleh tanaman kacang tanah secara maksimal. Keadaan yang demikian akan berpengaruh juga terhadap proses fotosintes..
Berdasarkan tabel anova di atas dapat diketahui bahwa nilai P hitung berat polong hampa sebesar 0,933 yang lebih besar dari 0,05, sehingga didapatkan hasil yang non signifikan (tidak berbeda nyata ). Hal tersebut berarti pengaturan jarak tanam tidak mempengaruhi berat polong hampa tanaman kacang tanah
HISTOGRAM RUNG ISO
DAFTAR PUSTAKA
1. JAGUNG
Anonim. 2009. Budidaya Jagung. http://id.wikipedia.orgt?wiki/jagung. Diakses tanggal 20 Desember 2009
Aak . 2007. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius
Iskandar. 1990. Budidaya Peningkatan Produksi Jagung. Jurnal Deptan BP3TP. Bogor 4 (1) : 46-47
Kuntyastuti, Sunar Soedyono dan Chamdi. 1989. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung. Jurnal Penelitian Palawija. 3 (1) : 20-25
Suprapto, HS. 1986. Bertanam Jagung. Jakarta. Penebar Swadaya
2. KACANG TANAH
Aak. 2002. Kacang Tanah. Yogyakarta. Kanisius
Anonim. 2008. Kacang Tanah. http://www.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 20 Desember 2009
Irwan, A.W. 2006. Penanaman Kacang Tanah di Tanah Alfisol dan Oxisol. JurnalIlmu-Ilmu Pertanian Indonesia 4 (2). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Suparman. 2003. Teknik Pengujian Galur Kacang Tanah Toleran Naungan di Bawah Tegakan Pohon Kelapa. Jurnal Teknik Pertanian 8 (1). DepartemenPenelitian dan Pengembangan Universitas Brawijaya. Malang
Woodrof. 1996. Production Peanuts Processing Products. The Avi Publishing Company, Inc. Westport
3. KACANG TUNGGAK
Aak. 2003. Kacang Tunggak. Yogyakarta. Kanisius
Anonim. 2009 Budidaya Kacang Tunggak. http://www.wikipedia.org?wiki/kacang tunggak. Diakses tanggal 20 Desember 2009
Purseglove, J.W. 1996. Tropical Crop Dicotyledons. London. Longman Group Ltd
Dimas, Aditya. 2009. Teknik Budidaya Kacang Tunggak. http://www.dimasadytia perdana.blongspot.com/2009/06/teknik-budidaya-kacang-tunggak html
Suriadikata. 2001. Bertanam Kacang Tunggak. Yogyakarta. Kanisius
Aak. 1991. Teknik Bercocok Tanam Di Lahan Kering. Yogyakarta. Kanisius
Wilkins. 1989. Fisiologi Tanaman. Jakarta. PT Bina Aksara
Harisuseno. 1974. Fisiologi dan Biokimia Kemunduran Benih. Kursus Singkat Pengujian Benih. IPB.Bogor : 44-70
Hartman, H.T. anf D.E Kester.1968. Plant Pro-pagation Principles and Practice. 2nd ed. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.120-121
Sjamsoe’oed Sadjad. 1977. Dasar-dasar Pemikiran Dalam Teknologi Benih. Vol 1. Penataran Latihan Pola Bertanam, LP3-IRRI Bogor :1-4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar